Markus 9 : 23 b
“Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!”
Salah satu hal yang membedakan seseorang berkenan di mata TUHAN atau tidak adalah sikap hati dan keputusannya dalam menghadapi masalah dan tantangan kehidupan.
Tahukah apa reaksi dan keputusan kebanyakan orang ketika menghadapi masalah dan hambatan?
1) Mencari kesalahan orang lain dan keadaan supaya kesalahannya sendiri tidak terusik namun orang demikian tidak mempunyai jalan keluar atau tidak memiliki/melakukan penyelesaian masalah
2) Berusaha menyenangkan orang banyak, menghindari konflik dan melakukan apa pun dengan motivasi supaya aman, tapi tetap tidak ada penyelesaian masalah
3) Menerima nasib karena menyerah kalah dengan keadaan, bahkan kompromi dan tidak berusaha berubah
4) Menunggu keajaiban dari TUHAN, atau berharap keberuntungan dan pertolongan super yang tidak masuk akal
Kita sepakat kalau ketiga reaksi (poin satu s/d tiga) di atas tidak baik dan tidak sesuai dengan iman kekristenan. Namun banyak orang yang merasa bahwa reaksi dan sikap yang keempatlah yang baik dan benar dengan dalih bahwa TUHANlah sumber jawaban dan Sang Pembuat Keajaiban.
Memang tidak disangkali kalau TUHAN pencipta langit dan bumi bisa mengadakan mujizat dan keajaiban melebihi dari para pesulap maupun ahli-ahli sihir. Tapi tahukah Anda kalau TUHAN juga sangat menginginkan kejaiban dan mujizat dari manusia.
Itu artinya sikap hati seseorang yang menunggu keajaiban belum tentu sesuai dengan kehendak TUHAN. Karena bisa saja TUHAN justru yang menunggu kita untuk bertindak atau melangkahkan kaki supaya menyelesaikan masalah tersebut. Bisa saja TUHAN menghendaki supaya kita peka pada suara TUHAN lalu berinisiatif dan pro-aktif melakukan keajaiban.
Seperti ayat di atas, kali ini Tuhan Yesus tidak mengatakan bahwa tidak ada yang mustahil bagi TUHAN melainkan tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya.
Kira-kira apa yang menjadi perspektif orang percaya sehingga tidak ada yang mustahil bagi mereka?
1) Orang yang percaya memiliki pewahyuan dan pemahaman bahwa dirinya adalah alat TUHAN yang bisa memberikan jawaban dan jalan keluar bagi orang lain.
2) Orang yang percaya begitu yakin kalau TUHAN ada di dalam dirinya. Bila ada TUHAN di dalam diri seseorang maka ada antusias atau semangat yang tinggi sekalipun ada hambatan dan masalah besar. Bila ada antusias maka akan lahir ide/gagasan/hikmat yang cemerlang dan menjadi jawaban.
3) Orang percaya begitu yakin bahwa potensi yang TUHAN berikan di dalam dirinya bukanlah suatu kebetulan dan sekali pun potensi itu kecil bukan berarti tidak bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi.
4) Orang percaya sadar kalau TUHAN pasti buka jalan ketika ia bertindak memaksimalkan potensi yang ada padanya. Dan ia juga yakin kalau TUHAN pasti memberkati tindakannya ketika ia mulai mempraktekkan gagasan atau hikmat yang ia peroleh.
5) Orang percaya tahu dan yakin bahwa perkataan dan prinsip-prinsip yang Alkitab ajarkan itu benar 100%. Seperti prinsip mengampuni, memberi, melayani, rendah hati, jujur, bersukacita, dan hidup dalam kemerdekaan.
Jika Anda sedang menghayati dan menyetujui kelima perspektif (sudut pandang/cara berfikir) di atas maka Anda termasuk orang-orang yang bisa melakukan keajaiban karena tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya.
Tertanda,
Tio Rendika Yeremia Sitanggang
Ditulis oleh:
Unknown - Monday, 26 November 2012 - Rating: 5
Terima kasih sudah membaca artikel kategori Download
dengan judul Menunggu Keajaiban atau Melakukan Keajaiban?. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://lukas-trys.blogspot.com/2012/11/menunggu-keajaiban-atau-melakukan.html. Jangan lupa share ke teman-teman ya.
Belum ada komentar untuk "Menunggu Keajaiban atau Melakukan Keajaiban?"
Post a Comment