Nama saya Hendra Gunawan. Oleh teman-teman, saya biasa dipanggil A Bui. Sejak kecil, saya sudah tinggal di panti asuhan. Semasa di panti, tawuran adalah kegiatan saya selepas pulang sekolah.
Suatu kali, saya bertemu dengan seorang gadis yang merupakan kakak dari teman sepermainan, namanya Fuinawaty atau biasa dipanggil sehari-hari Nana.
Keseksian tubuh Nana membuat saya terkesima dan tak tahan untuk menggoda serta meminta kenalan dengannya.
Gayung bersambut. Nana menerima perkenalan yang saya tawarkan. Walau dengan tampang tidak senang, tetapi rasa cuek yang ditunjukkan kepada saya itu justru membuat saya penasaran untuk mengetahui dirinya lebih dalam lagi. Saya pun mulai mengejar dia.
Sejak saya mendapatkan nomor ponselnya, saya intens menghubunginya. Tanpa sadar, hubungan yang kami bangun ternyata semakin kuat dan membawa kami berdua ke dalam hubungan berpacaran.
Memiliki pacar Nana ternyata tidaklah cukup bagi saya. Perhatian yang ia tunjukkan tak mampu membendung kesenangan saya berkumpul dengan teman-teman dan menikmati kebebasan dunia malam, bahkan lebih khususnya lagi narkoba.
Di tempat ini, kegilaan saya dimulai dari sekedar pemakai meningkat menjadi seorang bandar, bahkan saya berani bermain-main dengan wanita malam.
Ketahuan Memakai Narkoba dan Putus Dengan Nana
Keenggan saya bertemu dan menjawab telepon, membuat pacar saya ketika itu (Nana) menaruh curiga kepada saya. Suatu kali, saat saya sedang dalam sadar tidak sadar, ia berhasil menelepon saya. Dalam momen itulah akhirnya dia mengetahui saya memakai narkoba.
Mendapati fakta bahwa saya menggunakan narkoba belum cukup bagi Nana. Ia yang ketika itu sudah bekerja, satu hari meminta cuti dari kantornya agar bisa bertemu dengan saya.
Di luar dugaannya, ketika bertemu dengan saya, ia mendapati saya sedang bersama dengan wanita lain. Kesedihan pun ia pancarkan kepada, tapi tak membuat hati saya luluh atau kasihan kepadanya. Justru lewat peristiwa itulah, kami berdua putus.
Ditangkap Polisi dan Kehidupan Sebagai Narapidana
Kandas dalam hubungan asmara, diri saya pun menerima hal yang tidak menyenangkan lagi. Berawal dari tertangkapnya seorang pengedar di bawah kendali saya, lewat sebuah telepon jebakan akhirnya saya pun berhasil ditahan oleh aparat berwajib dan dibawa ke penjara.
Namun dinginnya hotel prodeo ini tidaklah membuat saya sadar. Disana, saya justru semakin menggila mengonsumsi narkoba.
Alami Lumpuh dan Bertobat
Walau dapat menikmati narkoba seperti ketika berada di luar sel, hati saya ternyata mulai tergerak dengan nyanyian-nyanyian rohani yang sering saya dengar di persekutuan di penjara dimana saya berada. Saya mulai mendatangi pertemuan tersebut.
Pada suatu hari minggu sebuah peristiwa di luar dugaan saya terjadi. Ketika sedang berbicara dengan seseorang di persekutuan, bibir sebelah saya tiba-tiba mengeras. Omongan saya menjadi kacau gara-gara hal itu.
Merasa masuk angin, saya pun minta izin pamit untuk istirahat, Namun, baru jalan lima langkah, saya terjatuh. Dalam keadaan jatuh, mulut saya langsung miring. Tangan dan kaki saya juga tidak dapat digerakkan. Sejak itu, segala aktivitas saya termasuk buang air besar dibantu oleh orang lain. Perasaan malu menghinggapi saya. Bersamaan dengan itu, ketakutan apakah bisa sembuh menghampiri diri saya.
Saat itu, saya mulai teringat sebuah nama yang sering disebut teman-teman saya dalam persekutuan, yakni nama Tuhan Yesus.
Dalam kesakitan, sebuah doa terucap dari mulut saya. Saya katakan kepada Tuhan Yesus, "Tuhan Yesus, saya masih muda Tuhan. Saya gak mau Tuhan masa muda saya begini. Saya percaya Tuhan Engkau sanggup sembuhkan saya"
Pada satu hari, ketika saya sedang membaca Alkitab, saya menemukan hal menarik disana: "di situ dikatakan "barangsiapa yang Kukasihi, ia akan Kutegor dan Kuhajar". Terus saya membaca ayat ini, saya jadi mulai kepikiran bahwa ternyata saya disayang ama Tuhan. Tuhan tidak mau lagi saya lebih jauh dari Dia sehingga Dia harus menegor saya dengan cara seperti ini.
Semenjak itu, saya rajin beribadah di dalam persekutuan penjara. Saya mulai membuka telinga saya untuk mendengar firman Tuhan dengan benar. Tak lama setelahnya, saya pun menyerahkan hidup saya pada Yesus. Saya yang dulunya bersikap sombong, sejak mengenal-Nya belajar mengubah diri menjadi orang yang rendah hati dan juga sabar.
Sembuh Dari Kelumpuhan
Sebuah janji akhirnya saya ucapkan kepada Tuhan, ""Tuhan kalau saya sembuh total Tuhan, disini atau dimana pun Tuhan, saya mau melayani Tuhan,"
Dan Tuhan menunjukkan kasih-Nya pada saya. Perlahan demi perlahan usaha saya untuk dapat pulih dari kelumpuhan saya membuahkan hasil positif. Diawali dari berdiri sendiri, kemudian berjalan sendiri, dan terakhir berbicara lancar – Satu persatu semua yang tidak berfungsi itu disembuhkan total oleh Tuhan. Ucapan syukur kepada-Nya pun saya naikkan.
Sebagai rasa terima kasih kepada Tuhan, saya mulai menghidupi kehidupan saya dengan benar. Narkoba tidak pernah saya jamah meski kawan satu sel menawari dan menggunakannya, persekutuan penjara saya datangi, bahkan saya melayani disana sebagai tukang bersih-bersih dan penyusun bangku.
Hidup Bebas Dari Penjara
Setelah menjalani hukuman selama dua tahun sepuluh bulan dan mengajukan pembebasan bersyarat, saya akhirnya diizinkan bebas dari penjara pada Juni 2010 dan setahun lebih setelah itu tepatnya Desember 2011, saya bebas secara murni.
Sebelum saya mendapatkan bebas murni, saya memperbaiki hubungan saya dengan Nana. Bulan September 2011, saya dan Nana akhirnya memutuskan mempersatukan kasih kami dalam sebuah pernikahan kudus. Selain sebagai suami-istri, saat ini kami berdua menjadi pengusaha di bidang konveksi.
Melihat semua kebaikan yang Tuhan berikan ke dalam hidup saya, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada-Nya. Terima kasih karena Dia telah menyelamatkan hidup saya, memberikan hati yang baru kepada saya, mengangkat hati lama saya, dan mengajari saya dalam segala hal.
Sumber Kesaksian :
Hendra Gunawan
Sumber : Jawaban.com
Tertanda,
Tio Rendika Yeremia Sitanggang
Ditulis oleh:
Unknown - Sunday, 4 November 2012 - Rating: 5
Terima kasih sudah membaca artikel kategori Download
dengan judul Kisah Nyata A Bui yang Alami Kelumpuhan Saat Dalam Penjara. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://lukas-trys.blogspot.com/2012/11/kisah-nyata-bui-yang-alami-kelumpuhan.html. Jangan lupa share ke teman-teman ya.
Belum ada komentar untuk " Kisah Nyata A Bui yang Alami Kelumpuhan Saat Dalam Penjara"
Post a Comment