Dalam sebuah perjalanan dinas di kota Medan, Kodrat dan beberapa rekan kantornya mengalami kecelakaan. Peristiwa naas ini bermula ketika sopir yang menjemput mereka dari bandara nekad melintasi rel kereta api walaupun sudah diberitahu bahwa akan ada kereta yang lewat.
Benar saja, magnet pada rel kereta membuat mobil tertahan di tengah rel. Kepanikan yang terjadi saat mendengar suara kereta yang semakin dekat membuat para penumpang tidak bisa membuka pintu untuk menyelamatkan diri. Mobil mereka tertabrak kereta dan semua penumpang mengalami luka serius dan langsung dilarikan ke rumah sakit.
Mengetahui anak buahnya mengalami kecelakaan, pihak kantor Kodrat memerintahkan rumah sakit untuk melakukan tindakan medis terbaik dan menyanggupi untuk bertanggung jawab atas biayanya.
Berita tentang kecelakaan Kodrat ini juga diterima oleh Irene, ibu rohani Kodrat. Dengan sigap, Irene segera menghubungi sahabat-sahabat Kodrat dan meminta mereka untuk mendampingi Kodrat yang tengah koma di rumah sakit.
Setibanya di rumah sakit, vonis dokter seolah menghancurkan harapan sahabat dan keluarga Kodrat. Menurut dokter, di batang otak Kodrat terdapat luka dan pendarahan sehingga kemungkinan hidupnya sangat kecil. Kondisi Kodrat juga tidak memungkinkan untuk dilakukan operasi apalagi memindahkan Kodrat ke rumah sakit di Jakarta untuk mendapat penanganan yang lebih baik.
Kondisi Kodrat yang kritis membuat teman-teman Kodrat semakin giat berdoa memohon kesembuhan baginya. "Hari-hari, kita menangis buat Kodrat, kita berdoa dan sangat berhadap kepada Tuhan supaya Kodrat mendapat mujizat," ungkap Irene, ibu rohani Kodrat.
Pada hari ke tiga, mujizat pun terjadi. Dokter yang menangani Kodrat menyampaikan bahwa pendarahan di batang tengah Kodrat sudah mongering, dan Kodrat boleh dipindahkan ke rumah sakit di Jakarta agar bisa mendapat perawatan yang lebih intensif.
Perjuangan iman mereka belum berakhir. Menurut dokter yang menanganinya di Jakarta, kondisi Kodrat yang sampai saat itu belum sadar memang sangat parah. Dokter juga memperkirakan estimasi biaya perawatannya bisa mencapai 2 miliar rupiah bahkan jika sembuh, Kodrat diperkirakan cacat dan tidak akan bisa melakukan apapun.
Mujizat demi mujizat yang telah dialami Kodrat membuat sahabat-sahabatnya yakin bahwa Tuhan akan terus melakukan mujizat untuk kesembuhan Kodrat. "Tidak ada yang mustahil bagi Tuhan," ungkap Irene yang terus menjadi pendoa bagi Kodrat.
Dukungan dan doa para sahabat Kodrat dilakukan dalam sebuah gerakan "Praying for Kodrat". Lewat Facebook, dukungan baik dari segi materil maupun non materil terus mengalir untuk Kodrat.
Oleh bilur-bilur Yesus, Kodrat sudah disembuhkan. Firman dari 1 Petrus 2:24 itu tergenapi. Setelah tiga minggu, kondisi Kodrat semakin membaik bahkan tanpa operasi.
"Hari-hari kami melihat kemajuan demi kemajuan dan tiba-tiba Kodrat membuka matanya. Akhirnya Kodrat bisa dipindah ke ruang perawatan biasa," ungkap Irene.
Kodrat akhirnya bisa keluar dari rumah sakit dan menjalani rawat jalan. Dalam kelumpuhan Kodrat membuatnya putus asa saat menjalani terapi. Perasaan tidak berharga dan marah karena tidak bisa melakukan apa-apa membuat emosi Kodrat sangat sensitif. Ia bahkan sempat memilih untuk mati, dibanding tetap hidup di kursi roda.
"Saya ini bisa ngapa-ngapain dulu. Saya itu lincah orangnya. Saya punya beberapa talenta, salah satunya drama, bikin koreo tari," Kodrat menceritakan aktifitasnya yang dulu.
"Saat saya menghadapi itu (kelumpuhan), itu semua tidak bisa lagi saya lakukan. Saya putus asa. "Aduh Tuhan, mengapa saya dibiarkan hidup kalau saya akhirnya hanya dibiarkan membebani orang lain"," ungkapnya yang kemudian mengaku berdoa dan minta mati.
Dalam keterpurukannya itu, sesuatu yang supranatural terjadi. Kodrat merasa Tuhan datang dan meneguhkan hatinya.
"Kodrat yang Saya kenal itu, pejuang iman yang sejati. Kesan yang sangat kuat itu adalah saya harus hidup, saya harus makin baik, saya harus pulih. Urapan itu kemudian bilang, kamu harus bilang bahwa Tuhan yang kamu imani itu bukan kata orang, itu ada beneran," Kodrat menceritakan pengalaman supranaturalnya.
"Hal itu bergema luar biasa di dalam hati. Maka saya langsung punya gairah hidup yang besar. Karena disitulah saya diteguhkan oleh Tuhan untuk saya bangun dari mimpi buruk saya. Saya tidak memperhitungkan lagi semua kemampuan saya yang dulu tetapi saya hidup dengan spirit yang baru, hidup dengan kemampuan yang baru. Karena Tuhan sudah sangat luar biasa menyertai saya," ungkap Kodrat.
Iman adalah dasar segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Mujizat itu nyata dalam hidup Kodrat. Semangat baru Kodrat membuatnya mampu melewati terapi demi terapi sehingga dia pun berjalan dan beraktifitas seperti dulu lagi.
Tertanda,
Tio Rendika Yeremia Sitanggang
Ditulis oleh:
Unknown - Thursday, 25 October 2012 - Rating: 5
Terima kasih sudah membaca artikel kategori Download
dengan judul Kisah Nyata Kodrat yang Selamat dari Kecelakaan Kereta. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://lukas-trys.blogspot.com/2012/10/kisah-nyata-kodrat-yang-selamat-dari.html. Jangan lupa share ke teman-teman ya.
Belum ada komentar untuk "Kisah Nyata Kodrat yang Selamat dari Kecelakaan Kereta"
Post a Comment