Awalnya kehidupannya begitu menakjubkan. Dia memiliki pekerjaan yang mulia, melayani anak-anak jalanan dan orang-orang yang di penjara. Dia seorang pekerja keras, serba bisa, selalu ingin tampil sempurna, dan sangat religius. Tapi hidupnya tiba-tiba hancur berantakan dan semuanya berawal dari cinta.
"Awalnya saya bertemu Justin, karena Justin ini sering mengantar mamanya yang satu pelayanan dengan saya. Awalnya yang membuat saya tertarik dengan Justin adalah dia orangnya sangat baik. Pernah dia mengantar saya dan papa saya sampai ke Palembang empat kali (menggunakan mobil)," cerita Fransina.
Kedua orangtua Fransina sangat senang kepada Justin dan Justin pun sangat menghormati kedua orangtuanya. Namun, apa yang kelihatannya baik belum tentu benar. Ternyata, Justin sudah mempunyai pacar. Pembelaan Justin bahwa mereka sudah putus dan Justin tetap ingin bersama Fransina, maka hubungan mereka pun terus berlanjut.
Suatu hari, Justin meminangnya dan dia pun menerima. Malam yang sama, mereka melakukan hubungan intim seperti suami istri layaknya. Perasaan malu pun bergelayut di hati Fransina. Mereka cepat-cepat memutuskan menikah. Mereka meminta ijin dan pulang ke Makasar tahun 2006, ke tempat orangtua Fransina tinggal.
Namun, orangtua Fransina ternyata pergi ke Ambon sedangkan dia ternyata positif hamil. Justin menenangkannya dan berkata semuanya akan baik-baik saja setelah mereka menikah.
Beberapa hari kemudian, Justin bilang harus ke Jambi untuk mengurus pensiun papanya. Sejak itu hati Fransina bergejolak tidak tenang. Teman-temannya di Jakarta hanya tahu dia sudah menikah, sementara di rumah dia tak berani menceritakan masalahnya kepada siapa-siapa.
Fransina memberanikan diri menelepon adiknya yang berada di Manado dan memberitahukan keadaan yang sebenarnya. Adiknyalah yang memberinya uang untuk menyusul Justin di Jambi. Ternyata Justin sudah pulang ke Jakarta. Tanpa pikir panjang, Fransina mengambil gunting yang ada di dekatnya dan mencoba untuk menusuk perutnya. Usahanya berhasil ditahan kakak Justin. Dari situ juga, Fransina tahu bahwa Justin kembali berhubungan dengan pacar lamanya.
Keluarga Justin memberikan uang untuk Fransina kembali ke Jakarta. Dia pun ke rumah Sura Sembiring, ibu rohaninya. Dia pun menceritakan keadaannya. Akhirnya, mereka berdua mencari Justin menggunakan motor. Mereka sempat bertemu Justin, tapi Justin melarikan diri.
Tak kehilangan akal, mereka ke tetangga sebelah pacar lama Justin. Dari ibu itu, diketahui bahwa Justin baru saja mengadakan pesta pernikahan bersama wanita itu. Tak terbilang sakit hatinya Fransina. Dia jadi kecewa kepada Tuhan. Fransina pun pingsan di motor dalam perjalanan pulang.
Tak kuat menahan cobaan, Fransina berjalan menuju danau terdekat. "Lebih baik saya mati, lebih baik saya mati," begitu ucapnya dalam hati berulang kali. Dia pun berniat terjun bunuh diri di danau tersebut. Untung ada orang yang mencarinya sehingga dia dapat diselamatkan tepat pada waktunya. Dia pun digandeng pulang.
Dia melakukan pencobaan bunuh diri yang lain. Kali ini, dia membawa pisau ke kamar mandi. Anak Sura yang melihatnya langsung memanggil ibunya. Sura kemudian menggedor kamar mandi tersebut. Pintu kamar mandi yang dari triplek itu untungnya terbuka sehingga Sura langsung mengambil pisau di tangan Fransina.
Di dalam kamar, Fransina berdoa. "Tuhan, saya sekarang sudah benar-benar mendengar dia sudah menikah. Sekarang, saya nggak tahu Tuhan apa yang harus saya lakukan dengan anak yang ada di dalam kandungan saya." kata Fransina pada Tuhan. Tuhan kemudian ingatkan dia pada Yesaya 60:15. Ketika ayat itu diingatkan padanya seperti yang dia terima pada tahun 2005, dia seperti mendapat kekuatan baru. Saat itu, Fransina langsung bersujud dan berterima kasih kepada Tuhan.
Fransina kembali kepada Marko, pemimpin yayasan tempat Fransina bekerja dan ternyata dia diterima, tidak sendiri dan tidak ditinggalkan oleh orang-orang dekatnya. Tahun 2007, anaknya lahir sempurna dan normal, diberi nama Kesya.
Meskipun begitu, ada teman-teman sepelayanannya yang tidak bisa menerima keadaannya. Dia yang seorang hamba Tuhan bisa jatuh ke dalam dosa yang begitu dalam. Namun, Fransina bukan lagi seperti dulu. Dia dengan rendah hati meminta maaf dari teman-temannya karena kesalahan yang dia lakukan. Dia juga mampu mengampuni Justin saat di dalam acara Wanita Bijak.
Fransina pun menyadari bahwa dia pun bersalah kepada Justin. Seharusnya mereka sama-sama melayani Tuhan namun keduanya malah jatuh. Selain itu, Fransina pun meminta maaf kepada kedua orangtuanya karena sudah membuat malu keluarga. "Sebagai orangtua, saya tahu mereka kecewa. Saya bisa merasakan mereka merasa malu. Tapi sebagai orangtua, bagaimanapun memalukannya seorang anak, tetaplah seorang anak. Akhirnya mereka bilang, "Kami tetap menyayangi kamu sebagai anak kami". Saat mereka mengucapkan itu, beban-beban di dalam hati saya sepertinya bukan lagi jadi beban." ujar Fransina dengan suara bergetar menahan emosi.
Tiga tahun kemudian Justin menghubungi Fransina dan mereka bertemu. Fransina meminta maaf kepada Justin dan mempertemukannya dengan anak mereka. Setelah beberapa kali bertemu, Justin kembali menghilang.
Pelayanan Fransina kini berubah. Dia tidak lagi keras tapi penuh kasih. Dia menyadari bahwa Tuhan menyayangi orang-orang yang dia layani seperti Tuhan menyayangi dirinya. Tuhan tidak pernah membalaskan kepada kita, perbuatan kita yang jahat, sebanding dengan perbuatan kita itu.
Sumber Kesaksian
: Fransina Leman
Sumber
: jawaban.com
Tertanda,
Tio Rendika Yeremia Sitanggang