Hari-hari Yu Nain selalu diisi dengan kerja dan kerja sehingga tidak heran usaha konveksi yang ia bangun bersama suami terus bertumbuh. Sampai pada satu hari, sang suami memperkenalkannya dengan seorang wanita yang akan dipekerjakan di tempat kerja mereka sebagai sales perusahaan.
Awalnya tidak ada hal yang aneh yang ia rasakan terhadap wanita ini. Namun berjalan dengan waktu ia melihat ada yang tidak beres dengan karyawatinya tersebut. "Kenapa setiap saya bikin apa, itu diborong sama dia? Sepertinya dia itu laris sekali dagangnya," ujar Yu Nain.
Kekhawatiran Yu Nain pun akhirnya terbukti ketika ia mendatangi salah satu toko besar yang selama ini memesan produk dari tempat konveksi mereka. Di luar dugaannya, toko itu ternyata bangkrut dan segala aset toko tersebut sudah disita oleh pihak bank.
Kaget dengan apa yang dilihatnya, Yu Nain mendatangi sales yang selama ini bekerja di tempat usaha ia dan suami. Ia pun menanyakan pembayaran atas barang-barang yang dipasok oleh toko yang sudah ditutup tersebut. Kecemasannya terbukti. Ternyata sang tenaga penjualnya itu tak bekerja dengan semestinya.
Barang-barang yang sudah dikirimkan ke toko yang sudah ditutup tersebut tak juga dibayarkan hingga berbulan-bulan. Hal itu akhirnya berdampak juga dengan usaha konveksinya. Ia dan suami ikut terbebani hutang karena mereka tidak bisa membayar barang-barang yang mereka telah pesan dari agen penjual kain.
Rumah Yu Nain dan suami pun kerap didatangi oleh para tukang tagih. Menghindari kejaran debt collector, suaminya pergi ke Lumajang. Sementara Yu Nain dan anak-anak bertahan di rumah mereka.
Berbagai upaya dilakukan Yu Nain demi terhindar bertemu dengan pria-pria berbadan tegap tersebut. Mulai dari menyuruh pembantu rumah berbohong hingga sembunyi di atap rumah dilakoninya.
Merasa capek dikejar dan tak juga menemukan jalan keluar, ia pun memutuskan pergi ke paranormal. Di sana, ia diberikan sejumlah persyaratan yang harus dilakukan. Akan tetapi, bukannya harapan terwujud, justru usahanya mengalami kebangkrutan.
"Kok hidup kok begini. Sedih dan terus terang kalau orang tidak ada uang ya, teman-teman menjauhi," tuturnya.
Dihantui suara-suara kematian
Sudah jatuh tertimpa tangga, demikian keadaan Yu Nain saat itu. Setelah usahanya bangkrut, ia pun mulai mendengar suara-suara aneh yang intinya mendorongnya agar meninggalkan dunia ini selama-lamanya.
Suara kematian tersebut terus terngiang di telinganya. Seperti menuruti apa yang disampaikan suara asing itu, Yu Nain pun mempersiapkan diri bunuh diri dengan cara meminum obat cair serangga. Hanya saja, di detik-detik melaksanakannya, anaknya yang berusia dua tahun memanggil, meminta untuk dibuatkan susu. Ia pun menuruti keinginan buah hatinya tersebut.
Di saat sedang membuat susu, ia kembali mendengar sebuah suara. Suara itu menanyakan mau kemanakah ia jika mati nanti, surga atau kah neraka. Tak berpikir panjang, ia menjawab ke surga. Suara itu pun kembali bertanya, tahukah ia jalan ke surga itu dan ia menjawab tidak tahu.
Tidak Jadi Bunuh Diri
Setelah selesai membuatkan susu, Yu Nain pergi ke kamar anaknya. Ia pun memberikan botol isi susu tersebut kepada sang buah hati. Namun di saat ia akan beranjak dari kamar sang anak, ia terkena tangan seperti orang. Itu membuatnya terjatuh dan tertidur di lantai.
Keesokan hari, pembantu mengetok kamar anaknya sambil member tahu bahwa sang ibu datang ke rumah. Hal tersebut pun membangunkannya. Saat membuka mata, ia begitu terkejut karena ternyata dirinya ada di bawah samping ranjang anaknya. Ia pun teringat dengan kejadian malam yang meluputkan dirinya untuk melakukan aksi bunuh diri.
Bertobat
Begitu keluar kamar, ia langsung melihat sang ibu yang begitu dikasihinya. Mereka berdua pun berbincang-bincang. Tanpa panjang lebar, air mata ibunya mengalir deras dan mengatakan bahwa beliau merasakan kesulitan yang dialami olehnya. Sebuah bantuan pun ditawarkan kepadanya. Sang ibu mengajaknya untuk ikut ke dalam sebuah pertemuan yang biasa kakaknya datangi. Didorong atas rasa butuh pertolongan, ia pun menyambut baik ide sang ibu.
Pada hari yang sudah ditentukan, Yu Nain dan sang kakak pergi ke pertemuan yang dimaksudkan ibunya. Sesampainya di sana, ia begitu terkaget karena ada orang-orang yang menangis. Karena tidak biasa dengan acara seperti itu, ia pun hanya melihat-lihat apa yang terjadi di sekitarnya. Sampai di satu saat, sebuah suara kembali ia dengar,
"Bukan manusia yang memanggil engkau, tetapi Tuhan Yesus yang memangil engkau. Saya berlutut. Saya takut sekali. Saya minta ampun. Saya ngaku segala dosa-dosa saya. Ngomong saya spontan, "Aku anak-Mu yang paling berdosa Tuhan""
Sebuah pernyataan dari Tuhan, ia pun dapatkan saat itu bahwa dosanya sudah dihapuskan dan sudah dibersihkan seputih salju. Ia bersukacita karena hal tersebut.
Lepas dari kuasa jahat
Meski telah bertobat, Yu Nain masih memiliki hal yang harus diselesaikan. Ia harus melepaskan segala kuasa yang ia pernah dapatkan dari paranormal. Di satu pertemuan ibadah selanjutnya, ia pun maju untuk didoakan. Manisfestasi terjadi. Ia merasakan ada benda-benda tajam yang keluar dari tubuhnya. Hal itu berlangsung cukup lama.
Setelah selesai bermanisfestasi, ia merasakan kelegaan, damai sejahtera yang tidak pernah ia rasakan sebelum-sebelumnya.
Ditentang Suami
Kehidupan pertobatan Yu Nain ternyata tidak disambut baik oleh sang suami. Ia justru dimarahi karena mengikut Kristus. Kegiatannya bergereja ditentang keras oleh suaminya tersebut. Sebuah kata perpisahan pun dilontarkan oleh pria yang sudah bertahun-tahun hidup bersamanya ini.
"Besoknya, saya bawa baju seadanya, bawa anak-anak masuk mobil. Waktu mobilnya dinyalain, suami saya naik ke mobil. Nangis di peluk anak-anak satu-satu. Tapi dia gak melarang saya untuk pergi. Seandainya kalau dia melarang saya jangan pergi, terus mengizinkan saya beribadah, saya tidak akan pergi. Sesusah apapun, saya ada Tuhan Yesus"
Bangkit dari Keterpurukan Ekonomi
Semenjak itu, kehidupan Yu Nain sebagai seorang single parent dimulai. Setiap kesempatan menghasilkan uang yang halal ia ambil. Empat tahun mengumpulkan rezeki dengan ulet, ia pun dapat melunasi setiap hutangnya.
Bukan itu saja, perekonomiannya terus membaik.
Bertemu Suami yang Sedang Sekarat
Setelah melewati masa-masa tersulit dalam hidupnya, tiga tahun kemudian, Yu Nain bertemu dengan suami yang sedang terkapar sakit. "Eh, mami. Begitu ketemu saya, dia peluk saya. Saya tahu ya dia gak punya harapan hidup lagi ya. Terus, dia bertanya "mami masih ikut Tuhan?" masih kata saya. Terus dia bilang begini, "terus ya mami ikut Tuhan Yesus. Saya dengar perkataan itu dari suami saya. Ya udah saya lakukan semua" ungkapnya.
Semua Karena Tuhan Yesus
Yu Nain menyadari bahwa seharusnya dirinya berada di neraka, tetapi karena Yesus dirinya diselamatkan. Hidupnya menjadi berubah, penuh pengharapan, sehat, tidak stres lagi, tidak ingin bunuh diri lagi. Bukan cuma itu saja, usahanya pun kian maju dan paling terpenting, anak-anaknya dalam keadaan sehat semua.
Atas semua ini, ia berterima kasih kepada Tuhan Yesus. "Yesus, i love You," pungkasnya.
Sumber Kesaksian :Yu Nain
Sumber : Jawaban.com
Tertanda,
Tio Rendika Yeremia Sitanggang
Awalnya tidak ada hal yang aneh yang ia rasakan terhadap wanita ini. Namun berjalan dengan waktu ia melihat ada yang tidak beres dengan karyawatinya tersebut. "Kenapa setiap saya bikin apa, itu diborong sama dia? Sepertinya dia itu laris sekali dagangnya," ujar Yu Nain.
Kekhawatiran Yu Nain pun akhirnya terbukti ketika ia mendatangi salah satu toko besar yang selama ini memesan produk dari tempat konveksi mereka. Di luar dugaannya, toko itu ternyata bangkrut dan segala aset toko tersebut sudah disita oleh pihak bank.
Kaget dengan apa yang dilihatnya, Yu Nain mendatangi sales yang selama ini bekerja di tempat usaha ia dan suami. Ia pun menanyakan pembayaran atas barang-barang yang dipasok oleh toko yang sudah ditutup tersebut. Kecemasannya terbukti. Ternyata sang tenaga penjualnya itu tak bekerja dengan semestinya.
Barang-barang yang sudah dikirimkan ke toko yang sudah ditutup tersebut tak juga dibayarkan hingga berbulan-bulan. Hal itu akhirnya berdampak juga dengan usaha konveksinya. Ia dan suami ikut terbebani hutang karena mereka tidak bisa membayar barang-barang yang mereka telah pesan dari agen penjual kain.
Rumah Yu Nain dan suami pun kerap didatangi oleh para tukang tagih. Menghindari kejaran debt collector, suaminya pergi ke Lumajang. Sementara Yu Nain dan anak-anak bertahan di rumah mereka.
Berbagai upaya dilakukan Yu Nain demi terhindar bertemu dengan pria-pria berbadan tegap tersebut. Mulai dari menyuruh pembantu rumah berbohong hingga sembunyi di atap rumah dilakoninya.
Merasa capek dikejar dan tak juga menemukan jalan keluar, ia pun memutuskan pergi ke paranormal. Di sana, ia diberikan sejumlah persyaratan yang harus dilakukan. Akan tetapi, bukannya harapan terwujud, justru usahanya mengalami kebangkrutan.
"Kok hidup kok begini. Sedih dan terus terang kalau orang tidak ada uang ya, teman-teman menjauhi," tuturnya.
Dihantui suara-suara kematian
Sudah jatuh tertimpa tangga, demikian keadaan Yu Nain saat itu. Setelah usahanya bangkrut, ia pun mulai mendengar suara-suara aneh yang intinya mendorongnya agar meninggalkan dunia ini selama-lamanya.
Suara kematian tersebut terus terngiang di telinganya. Seperti menuruti apa yang disampaikan suara asing itu, Yu Nain pun mempersiapkan diri bunuh diri dengan cara meminum obat cair serangga. Hanya saja, di detik-detik melaksanakannya, anaknya yang berusia dua tahun memanggil, meminta untuk dibuatkan susu. Ia pun menuruti keinginan buah hatinya tersebut.
Di saat sedang membuat susu, ia kembali mendengar sebuah suara. Suara itu menanyakan mau kemanakah ia jika mati nanti, surga atau kah neraka. Tak berpikir panjang, ia menjawab ke surga. Suara itu pun kembali bertanya, tahukah ia jalan ke surga itu dan ia menjawab tidak tahu.
Tidak Jadi Bunuh Diri
Setelah selesai membuatkan susu, Yu Nain pergi ke kamar anaknya. Ia pun memberikan botol isi susu tersebut kepada sang buah hati. Namun di saat ia akan beranjak dari kamar sang anak, ia terkena tangan seperti orang. Itu membuatnya terjatuh dan tertidur di lantai.
Keesokan hari, pembantu mengetok kamar anaknya sambil member tahu bahwa sang ibu datang ke rumah. Hal tersebut pun membangunkannya. Saat membuka mata, ia begitu terkejut karena ternyata dirinya ada di bawah samping ranjang anaknya. Ia pun teringat dengan kejadian malam yang meluputkan dirinya untuk melakukan aksi bunuh diri.
Bertobat
Begitu keluar kamar, ia langsung melihat sang ibu yang begitu dikasihinya. Mereka berdua pun berbincang-bincang. Tanpa panjang lebar, air mata ibunya mengalir deras dan mengatakan bahwa beliau merasakan kesulitan yang dialami olehnya. Sebuah bantuan pun ditawarkan kepadanya. Sang ibu mengajaknya untuk ikut ke dalam sebuah pertemuan yang biasa kakaknya datangi. Didorong atas rasa butuh pertolongan, ia pun menyambut baik ide sang ibu.
Pada hari yang sudah ditentukan, Yu Nain dan sang kakak pergi ke pertemuan yang dimaksudkan ibunya. Sesampainya di sana, ia begitu terkaget karena ada orang-orang yang menangis. Karena tidak biasa dengan acara seperti itu, ia pun hanya melihat-lihat apa yang terjadi di sekitarnya. Sampai di satu saat, sebuah suara kembali ia dengar,
"Bukan manusia yang memanggil engkau, tetapi Tuhan Yesus yang memangil engkau. Saya berlutut. Saya takut sekali. Saya minta ampun. Saya ngaku segala dosa-dosa saya. Ngomong saya spontan, "Aku anak-Mu yang paling berdosa Tuhan""
Sebuah pernyataan dari Tuhan, ia pun dapatkan saat itu bahwa dosanya sudah dihapuskan dan sudah dibersihkan seputih salju. Ia bersukacita karena hal tersebut.
Lepas dari kuasa jahat
Meski telah bertobat, Yu Nain masih memiliki hal yang harus diselesaikan. Ia harus melepaskan segala kuasa yang ia pernah dapatkan dari paranormal. Di satu pertemuan ibadah selanjutnya, ia pun maju untuk didoakan. Manisfestasi terjadi. Ia merasakan ada benda-benda tajam yang keluar dari tubuhnya. Hal itu berlangsung cukup lama.
Setelah selesai bermanisfestasi, ia merasakan kelegaan, damai sejahtera yang tidak pernah ia rasakan sebelum-sebelumnya.
Ditentang Suami
Kehidupan pertobatan Yu Nain ternyata tidak disambut baik oleh sang suami. Ia justru dimarahi karena mengikut Kristus. Kegiatannya bergereja ditentang keras oleh suaminya tersebut. Sebuah kata perpisahan pun dilontarkan oleh pria yang sudah bertahun-tahun hidup bersamanya ini.
"Besoknya, saya bawa baju seadanya, bawa anak-anak masuk mobil. Waktu mobilnya dinyalain, suami saya naik ke mobil. Nangis di peluk anak-anak satu-satu. Tapi dia gak melarang saya untuk pergi. Seandainya kalau dia melarang saya jangan pergi, terus mengizinkan saya beribadah, saya tidak akan pergi. Sesusah apapun, saya ada Tuhan Yesus"
Bangkit dari Keterpurukan Ekonomi
Semenjak itu, kehidupan Yu Nain sebagai seorang single parent dimulai. Setiap kesempatan menghasilkan uang yang halal ia ambil. Empat tahun mengumpulkan rezeki dengan ulet, ia pun dapat melunasi setiap hutangnya.
Bukan itu saja, perekonomiannya terus membaik.
Bertemu Suami yang Sedang Sekarat
Setelah melewati masa-masa tersulit dalam hidupnya, tiga tahun kemudian, Yu Nain bertemu dengan suami yang sedang terkapar sakit. "Eh, mami. Begitu ketemu saya, dia peluk saya. Saya tahu ya dia gak punya harapan hidup lagi ya. Terus, dia bertanya "mami masih ikut Tuhan?" masih kata saya. Terus dia bilang begini, "terus ya mami ikut Tuhan Yesus. Saya dengar perkataan itu dari suami saya. Ya udah saya lakukan semua" ungkapnya.
Semua Karena Tuhan Yesus
Yu Nain menyadari bahwa seharusnya dirinya berada di neraka, tetapi karena Yesus dirinya diselamatkan. Hidupnya menjadi berubah, penuh pengharapan, sehat, tidak stres lagi, tidak ingin bunuh diri lagi. Bukan cuma itu saja, usahanya pun kian maju dan paling terpenting, anak-anaknya dalam keadaan sehat semua.
Atas semua ini, ia berterima kasih kepada Tuhan Yesus. "Yesus, i love You," pungkasnya.
Sumber Kesaksian :Yu Nain
Sumber : Jawaban.com
Tertanda,
Tio Rendika Yeremia Sitanggang
Ditulis oleh:
Unknown - Saturday, 8 June 2013 - Rating: 5
Terima kasih sudah membaca artikel kategori Download
dengan judul Kisah Nyata Wanita yang Dihantui Suara Kematian. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://lukas-trys.blogspot.com/2013/06/kisah-nyata-wanita-yang-dihantui-suara.html. Jangan lupa share ke teman-teman ya.
Belum ada komentar untuk "Kisah Nyata Wanita yang Dihantui Suara Kematian"
Post a Comment